Pakai nama “laboratory” karena konsepnya adalah sebuah laboratorium
yang membuat ice-cream dengan nitrogen cair. Ice-creamnya sangat
halus….tipe gelato. Selain ice-cream, juga ada minuman kopi, yoghurt dan
sorbet. Suasana laboratorium juga terlihat dari staff uniform-nya yang
berupa jas laboratorium berwarna putih. Salah satu dinding restaurant
dihias dengan tulisan-tulisan reaksi kimia! Secara umum, konsep
‘laboratorium’nya sangat kuat. Perlengkapan bergaya LaboratoriumBarista dengan Jas Lab
Antri untuk memesan ternyata tidak terlalu lama. Harga ice-cream
gelato-nya berkisar di atas Rp 50.000,-. Anak saya, Maxi langsung
berkomentar “overprice’…., karena ia membandingkan dengan ice-cream
favoritnya, HaagenDasz yang harganya di bawah Rp 50.000,-
Tapi…sekali-sekali, it’s good to try something new….. Akhirnya Devani
memesan Salted Caramel Popcorn (ada popcorn di ice-creamnya lho!), Maxi
sebagai penggemar Star Wars memilih Ultimate Dark Vader (ini adalah dark
chocolate ice-cream) dan saya yang berusaha memilih ice-cream dengan
kalori lebih rendah, memesan Matcha Mochi (green-tea ice-cream).
Masing-masing pesanan harganya Rp 55.000,- sehingga total bill kami
adalah Rp 165.000,- (rupanya harga sudah termasuk pajak). Daftar Menu Gelato Ron’s Laboratory
Setelah memesan, perjuangan berikutnya adalah mencari tempat duduk…..
Suasana restaurant penuh di sore itu sehingga orang yang mengantri meja
perlu berdiri di dekat meja dengan pengunjung yang tampaknya sudah
hampir selesai. Sebenarnya saya kurang suka “mengintimidasi” orang untuk
segera beranjak dari tempat duduknya, tapi apa boleh buat….. Kalau
nggak begitu….ice-cream kita bakalan sudah mencair sebelum kita berhasil
duduk. Proses pembuatan ice-cream ternyata cukup lama….pesanan kami
keluar satu persatu, bisa diambil di dekat Cashier. Sekitar 10 menit
kami menunggu ice-cream pesanan kami, pas berhasil dapat meja untuk
duduk.
Bagaimana rasa ice-cream seharga lima puluh ribuan? Hmmm….rasanya
sangat halus. Keistimewaannya terletak pada paduan ice-cream dengan
topping-nya. Ada popcorn di ice-cream Devani…jadi rasanya mirip seperti
caramel popcorn yang biasa dijual di bioskop. Matcha ice-cream saya juga
sangat lembut, dengan topping mochi black sesame. Saya tidak sempat
mencicipi Ultimate Dark Vader Maxi…tapi tampaknya juga yummy…meski
menurut Maxi, tetap lebih enak ice-cream Haagen Dasz. Ultimate Dark VaderSalted Caramel Popcorn
Yang unik, ada juga “injection” ….yang isinya benar-benar dimasukkan
ke dalam alat suntik. Ada pilihan isi “suntikan” keju, coklat, coffee.
Pilihan menu juga terus-menerus di-up-date jika kita melihat
perjalanan Ron’s Laboratory melalui Facebook account-nya di https://www.facebook.com/ronslaboratory dan website resminya di http://www.ronslaboratory.com/ (ketika post ini ditulis, website belum beroperasi penuh).
Sambil menikmati ice-cream, saya berdiskusi dengan Devani dan Maxi
tentang pentingnya menciptakan konsep yang unik, dalam hal ini untuk
sebuah dessert restaurant. Ada banyak dessert cafe, sehingga jika ingin
sukses menonjol….pemain baru harus tampil beda. Menurut saya, Ronald
Prasanto sebagai ‘creator’ Ron’s Laboratory berhasil menempatkan Ron’s
Laboratory sebagai salah satu tempat hang-out favorit bagi warga
Jakarta…khususnya kaum remajanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar